Setagu
No Result
View All Result
  • Home
  • Gaji dan Tunjangan PNS
  • Tukin K/L
  • TPP Pemda
  • Berita
  • Tanya Jawab
  • Opini
  • Daftar Isi
  • Home
  • Gaji dan Tunjangan PNS
  • Tukin K/L
  • TPP Pemda
  • Berita
  • Tanya Jawab
  • Opini
  • Daftar Isi
No Result
View All Result
Setagu
No Result
View All Result
Home Berita

Persetujuan Prinsip Kenaikan Tunjangan Kinerja Polri

04/09/2015
Reading Time: 1 min read
35

Usulan penyesuaian Tunjangan kinerja bagi pegawai di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia pada prinsipnya dapat di setujui Kementerian Keuangan.

Sebelumnya melalui Ditjen Anggaran telah dilakukan pemetaan dan analisis terhadap jumlah pegawai, besaran take home pay saat ini, kemampuan optimalisasi anggaran dan dampak fiskalnya terkait dengan usulan penetapan besaran tunjangan kinerja atau remunerasi di Polri. Kemudian DJA juga menyusun simulasi/skenario besaran tunjangan kinerja/remunerasi serta menyampaikan rekomendasi kepada Menteri Keuangan.

Persetujuan Prinsip Tunjangan Kinerja Polri Tabel Tunjangan Kinerja Polri 2015

Rata rata kenaikan tunjangan kinerja bagi pegawai Polri mencapai 46%, suatu angka yang cukup tinggi dan patut disyukuri. Pembayaran penyesuaian tunjangan kinerja Polri berlaku mulai bulan Mei 2015.

Kenaikan Remunerasi Polri

Proses selanjutnya sebelum penerbitan Perpres harus mendapatkan persetujuan DPR terlebih dahulu. Bila suatu K/L tidak memerlukan tambahan pagu untuk reformasi birokrasi dan tunjangan kinerja, namun memerlukan realokasi anggaran perlu mendapat persetujuan DPR Komisi terkait. Namun bila suatu K/L memerlukan tambahan pagu tunjangan kinerja, pagu tersebut perlu mendapat persetujuan Badan Anggaran DPR.

SendShareTweetShare

Comments 35

  1. Tingginambut Puncak Jaya says:
    10 years ago

    Pekerjaan yg paling berat itu kami di papua,.berani gak kalian lawan pmberontak di hutan Salah langkah masuk liang kubur…Mengeluh itu wajar bgi setiap anggota Polri,..danwkalo Tamtama dan bintara Polri mengeluh itu Pantas..krna kita slalu di lpgn,. dan tUnkin kt slalu di bwh instansi lainya…Yang kerja paling bAnyak dan paling berat siapa?

    Reply
  2. esti says:
    10 years ago

    Pendidikan Kita

    22 Juli 2015 17:25:09 Dibaca : 115,768

    ?

    –

    Rabu, 22 Juli 2015, Walikota Bandung Ridwan Kamil mem-posting sebuah foto di facebook di mana Kang Emil sapaan akrabnya menghukum seorang pengendara motor yang melanggar lalu lintas dengan menyuruhnya push up. Sontak foto itu mendapatkan ribuan like dan komentar intinya mendukung langkah sang walikota tersebut.

    Sepanjang pengetahuan Penulis, baru kali ini ada kepala daerah yang menghukum pelanggar lalu lintas. Hal ini dapat ditafsirkan sebagai bentuk kepedulian Sang Walikota terhadap ketertiban lalu lintas khususnya di Kota Bandung. Selama ini, urusan ketertiban lalu lintas diserahkan kepada polisi. Kalau jalanan macet, yang disalahkan adalah polisi. Padahal di samping tenaga personil kepolisian yang terbatas, juga para pengguna jalan yang tidak tertib dan tidak menaati rambu-rambu lalu lintas. Rambu-rambu lalu lintas yang terpasang di sepanjang jalan bukan dijadikan patokan yang harus taati, tetapi seolah-olah hanya asesoris jalan raya saja.

    Di balik hukuman yang diberikan Kang Emilkepada pelanggar lalu lintas yang ternyata seorang sarjana tersebut, ada satu komentarnya yang menarik perhatian Penulis, yaitu “Ternyata kepintaran tidak berbanding lurus dengan kedisiplinan sederhana”. Dari komentar tersebut dapat disimpulkan bahwa Walikota Bandung tersebut mengkritisi gagalnya pendidikan dalam membentuk karakter manusia. Sekolah yang tinggi tidak menjamin seseorang memiliki kepribadian atau budi pekerti yang baik.

    Komentar Kang Emil tersebut telah “menampar” wajah pendidikan kita yang selalu bangga dengan angka-angka yang tertera pada raport atau IPK. Kadang orang tua merasa bangga kalau nilai raport atau IPK anaknya sangat baik atau cumlaude, tetapi kurang memperhatikan bagaimana sikap, perilaku, tutur kata, dan sopan santunnya ketika bergaul di rumah, sekolah, atau di lingkungan sekitar.

    Pendidikan Indonesia terlalu cognitive mindedalias berorientasi kepada aspek kognitif, sementara aspek afektif dan psikomotornya kurang diperhatikan. Dampaknya, banyak orang yang pintar, tapi korupsi, suka melakukan plagiarisme, suka berkata-kata kotor, berperilaku tidak sopan, egois, emosional, tempramental, suka buang sampah sembarangan, suka melanggar lalu lintas, dan berbagai perilaku buruk lainnya.

    “Tamparan” Ridwan Kamil tersebut perlu menjadi sarana introspeksi bagi para pemangku kepentingan pendidikan mulai dari tingkat paling tinggi sampai paling rendah untuk memperbaiki orientasi pendidikan. Menurut Driyarkara, hakikat pendidikan adalah untuk memanusiakan manusia. Sepanjang manusia belum menjadi manusia seutuhnya, berarti pendidikan belum berhasil mencapai tujuannya.

    Pendidikan adalah proses internalisasi nilai-nilai kebaikan kepada manusia agar dia menjadi manusia yang beradab, taat pada norma dan hukum, disiplin, memiliki etos kerja yang tinggi, memiliki moralitas dan budi pekerti yang baik. Pendidikan berlangsung dari mulai lingkup yang kecil seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan adalah sebuah proses yang tidak pernah berhenti, berlangsung sepanjang seorang manusia hidup di muka bumi. Dalam proses mendidik, hal yang perlu diperhatikan adalah perlu adanya keteladanan orang tua, guru, pemimpin, aparat pemerintah, aparat hukum, dan masyarakat secara umum.

    Kurikulum 2013

    Tahun 2013 Kemdikbud meluncurkan Kurikulum 2013 dimana kurikulum ini lebih menekankan kepada aspek sikap peserta didik. Peserta didik bukan hanya diarahkan memiliki pengetahuan yang keterampilan yang mumpuni tetapi juga memiliki sikap yang mantap. Sikap ini kaitannya dengan sikap spiritual yaitu seorang peserta didik menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Sementara sikap sosial adalah bagaimana seorang peserta memiliki kepribadian yang baik, seperti peduli dan mau membantu terhadap kesusahan orang, berjiwa toleran, mau bergotong royong, mau bekerja sama, menghormati perbedaan pendapat, jujur, disiplin, taat hukum,  sopan, santun, mau berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain, mencintai lingkungan, dan sebagainya.

    Penguatan sikap harus diawali dari lingkungan keluarga sebagai lingkungan yang paling kecil. Misalnya, ketika ingin menanamkan sikap taat berlalu lintas kepada anak, orang tua jangan mengizinkan anaknya yang belum cukup umur dan belum memiliki SIM untuk mengendarai sepeda motor, memberikan contoh tertib berlalu lintas, dan sebagainya. Lalu pihak sekolah dan Pemerintah/ Polri/ masyarakat melaksanakan pendidikan lalu lintas bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat. Dengan demikian, maka kasus pelanggaran sebagaimana yang diposting oleh Ridwan Kamil tersebut diharapkan tidak akan terulang lagi. Semoga…!!!

    *) Keterangan Gambar: Walikota Bandung Ridwan Kamil menyuruh push up seorang pengendara motor yang melawan arus di jalan raya. (Foto : www.infobdg.com)

    Reply
  3. tekrok says:
    10 years ago

    Kuncinya adalah pd Sistem yg diterapkan di semua instansi pemr. Sistem tidak menghargai kinerja pegawai dan tidak diterapkan reward n punishment yg benar. Keluhan2 jg banyak terjadi di instansi2 sipil (:litbang). Jangan kaget kalo masy ind (tdk pandang bulu) di masa mendatang akan menerima akibat dr Sistem skrng ini, yg mmbuat Ind tertinggal jauh di segala bidang. Silahkan para pejabat merasa nyaman dgn sistem skrng ini, tp kalo situasi Ind sdh krisis dan kritis maka bkn tdk mungkin akan berakibat buruk jg pd kehidupan keluarganya.

    Reply
  4. kasdul says:
    10 years ago

    yang komen ga jelas tentang polri pasti orang yang sakit hati dan kecewa aja itu ,semangat untuk bhayangkara-bhayangkara sejati,masih banyak masyarakat yang lain yang membutuhkan perlindungan,pelayanan,pengayoman polri.

    Reply
  5. Dia says:
    10 years ago

    Hak dan kuwajiban…..hem….omong kosong….untuk kuwajiban kami dituntut A….smpai……Z giliran hak kami cukup A itupun blm dikurangi utk ini dan itu……inikah yg dinamakan adil……..[emang bener ini negara dagelan…].

    Reply
  6. esti says:
    10 years ago

    Sabar bro bagaimana Indonesia mau maju kalau sesama warganya saling menjelek-jelekkan….. tanamkan budaya sopan santun dimulai dari diri sendiri. Semoga yang lagi perang komen di lembutkan hatinya di beri rizki yang cukup dan halal amiiin. Semangat ya bro karena setiap ada hak pasti ada kewajiban …

    Reply
  7. Dia says:
    10 years ago

    Poltiduer…kayknya lo cita2 mo jdi polisi tpi gk kesampaian ya…..kasiandeh lo…jdi polisi enak tenan……

    Reply
  8. lebay says:
    10 years ago

    Wkwkwkwkwkwk ngomonmg pake udel ya poltiduer, coba berani pecat semua penegak hukum…whahahahaha bakal ada kudeta besar2an…ancur kalian, ngomong koq pake udel pake otak lah…lucuuuuu.

    Reply
    • poltiduer says:
      10 years ago

      Uda banyak kejadian pemacatan bray….,example hongkong, meksiko, peru dan masih banyak lagi….. emang rakyat ga berani apa menghadapi kudeta elo, mikir pake otak, jangan pake dengkul, banyak masarakat yg ud pinter, jangan semena-mena ya…..baca tuh kejadian di klaten polisi sok belagu dihajar massa dech…… tiap poli pegang 1 revolver isi 8…..poli : massa adalah 1:575 pada 2014…..pikir,,,,!!!! 10 massa dr 575 ud menginginkan pemerintahan bersih…..

      Reply
      • otak udang says:
        10 years ago

        wkwkwkwk comment otak udang, di klaten mah bodoh itu ga pake strategi…whahahaha benci sekali keknya ma Polisi pst pernah melanggar kalau ga kriminal ini wkwkwkwk opo kenthir ra iso dadi polisi biyen…kasihaaaan.

        Reply
      • songong says:
        10 years ago

        wkwkwkwkwkwk yg dipecat kan yang goblog2 itu…ky kamu itu poltiduer…sirik amat seh, kalau kamu org baik2 ga bakal benci ma polisi, ky yg di klaten tu ga berguna banget biar dbonyokin yg mau ganti msh banyak antri tu ribuan, cuba tk liat kalau Polisi di bubarkan, apa berani….kl cuma pecat 1000 yg jelek2 mah biasa, hanya org goblok yg bilang bubarkan Polisi kl ga org gila. ngomong koq keluar dari tema…ga suka jangan comment bikin koreng aj ganggu pemandangan ah…sampah ga intelek banget.

        Reply
      • polsus says:
        10 years ago

        Tolol tolol,yg dipecat bkn semuanya paham gk sih lu,klo semua dipecat trus siapa yg jd penegak hukum?biasa mkn sampah lu ya jd susah diomongin

        Reply
      • Tedi Wa says:
        10 years ago

        Poltiduer tu PENGANGGURAN….hahaha

        Reply
  9. kckc says:
    10 years ago

    Ckck otak lu ga mikir ya ulp sebulan 900rb lo bilang gede busyettt dah ga ngerti hidup amat si lo satu lagi jangan karna satu oknum berbuat salah oknum lain juga disalahkan ga semua aparat kaya gitu coba lo ikut aparat ke latihan atau jaga perbatasan melawan pemberontak taruhan nyawa belum lagi kalo ada bencana aparat yg dikirim anak bini ditinggalin jadi jgn asal ngomong nanti kalo perang emang lo mau didepan ga menghargai banget lo

    Reply
    • poltak says:
      10 years ago

      Kckc n polsus sotoy, masih banyak org ngantri jd polisi klo kalian g terima ya berhenti aj trus cari kerja yang penghasilannya lbh gede, udh diksh gj gede, ulp 50rb sehari, tungkin naik, eh msih ngeluh aj, klo org2 nie beneran polkis pasti SKnya dah sekolah di bangbri ato pegadaian… ya tho

      Reply
      • polsus says:
        10 years ago

        Ee sapi,yg ngeluh itu siapa,dr awal remon digulirkan polri kebagian paling kecil tetap gk mslh,polri tetap smngt,mslh sk emng urusan lo apa,lo mau minimum?paling beli rokok aja ngutang lo

        Reply
      • polsus says:
        10 years ago

        Ee sapi,yg ngeluh itu siapa,dr awal remon digulirkan polri kebagian paling kecil tetap gk mslh,polri tetap smngt,mslh sk emng urusan lo apa,lo mau minjemin duit?paling beli rokok aja ngutang lo

        Reply
        • poltiduer says:
          10 years ago

          polsus mending lo maen dikali aj sono, lo ga tau ya perkembangan jaman…… pasti lo hanya tamtama ato paing m3ntok bintara yg masuk polisinya dengan cara nyogok……ngaku lo……
          Setuju deh aq kalo indonesia dibikin kaya hongkong, pecat smua aparat hukum ganti dg yg baru smua…… Kalo yg sekarang mau gaji segede gunung tunkin sebanyak air dilaut, ga bakalan bs l3bih baik, pasti masih aja ngorder dg kewenanganya…..uda mengakar coy, susah ilangnya….turun temurun…..giliran mau dibersihin lgs deh cari2 masalah buat nangkep yg mau bersih2….. hadewh……

          Reply
          • polsus says:
            10 years ago

            Dongo otak udang tp sok tau,gk prnh hongkong memecat semua penegak hukum,biasa maen di comberan lu ya,klopun dipecat itu cm sebagian,lu pikir rekrutan baru bs langsung krj tnp senior2 yg membina?tolol tp sok tauuu

          • polsus says:
            10 years ago

            Orng model sampah masyrkt ya ky gini

          • Tedi Wa says:
            10 years ago

            Poli..lu pengangguran ya…haha..iri sama polisi…wkwkwkwk

      • Tedi Wa says:
        10 years ago

        He Poltak…lo pengangguran ya…haha

        Reply
  10. wong ndheso says:
    10 years ago

    Setuju dengan ckckck……..
    Kamu anggota ya….yg sering memafaatkan kewenagannya untuk menakut nakuti orang yag sebenarnya ga bersalah, ato dengan menerbitkan sp3 dengan imbalan rupiah…….
    Dia tuh yang jangan asal njeplak…….

    Reply
    • polsus says:
      10 years ago

      Lo pikir gampang sp3 kasus dg imbalan uang,dasar otak udang tp sok ngerti

      Reply
    • Tedi Wa says:
      10 years ago

      Wong ndeso lo…lo mah iri kaga bisa jadi polisi..makanya sekolah yg pintar

      Reply
  11. Dia says:
    10 years ago

    Ckckck…pean gk ngerti polisi….Ngomong jangan asal njeplak….

    Reply
  12. ckckck says:
    10 years ago

    Hadeh..ULP udah besar juga kalian itu..
    Terus remunerasi dapet tapi kinerja gak diperbaiki, msh cari seseran lewat pungli…
    Harusnya malu lah,..

    Reply
    • polsus says:
      10 years ago

      Tau apa km soal kinerja polri,emng setau lo brp ulp yg diterima polri?sotoy lo

      Reply
    • Tedi Wa says:
      10 years ago

      Ckckckc..lo iri ya…makanya jadi polisi

      Reply
  13. Naik says:
    10 years ago

    Sehrsnya para jenderal tunkinnya gk usah ikut naik, biar anggota yg dibwh yg naik signifikan..katanya besaran tunkin itu disesuaikan dgn beban kerja..beban kerja yg paling besar ya anggota di lapangan, yg wkt n tenaganya dihabiskan utk institusi polri..

    Reply
    • polsus says:
      10 years ago

      Ada ato tdknya tunkin gk pengaruh buat bos2 berbintang,duitnya udah bnyk,lain dg anggota level bwh yg pontang panting mencukupi kebutuhan

      Reply
  14. kopral jono says:
    10 years ago

    Polri masih enak bisa cair tunkernya lha ini tni gembor sana gembor sini taunya nggak jadi naik.kumaha ini mang owi ???????

    Reply
    • polsus says:
      10 years ago

      Klopun tunkin polri naik,jmlhnya msh sama dg yg skrng diterima oleh rekan2 tni,apalagi klo tunkin tni jg naik,wah tmbh jauh meninggalkan polri

      Reply
  15. Dia says:
    10 years ago

    Nasib nasib…….

    Reply
  16. ora_iri says:
    10 years ago

    Kenapa tunkin Polri selalu lebih rendah dari K/L lainnya, padahal kerja taruhannya nyawa. Oaalaa oowi oowi, di harap harap ada kenaikan signifikan di tunkin Polri ternyata hanya segitu.. Cape Deh… ok deh kalo begitu …. lanjutkan…. rencana semula

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Rekomendasi

Gaji PNS 2023

Gaji PNS 2023

29/01/2024
Gaji Polri 2023

Gaji Polri 2023

12/07/2023

Tabel Remunerasi Hakim MA

20/11/2011

Popular Stories

  • Daftar Tunjangan Kinerja per Kelas Jabatan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaji Polri 2023

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PP Kenaikan Gaji PNS 2019 Telah Terbit – PP No 15 Tahun 2019

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Daftar Gaji PNS 2013

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tabel Tunjangan PNS

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Contact Us
Setagu.Net

© 2024 Gaji dan Tunjangan Kinerja"

No Result
View All Result
  • Home
  • Gaji dan Tunjangan PNS
  • Tukin K/L
  • TPP Pemda
  • Berita
  • Tanya Jawab
  • Opini
  • Daftar Isi

© 2024 Gaji dan Tunjangan Kinerja"